Check it out....
Mungkin saya bisa memulai dari identitas diri
saya. Saya terlahir disebuah Desa di Provinsi Jambi dan saya adalah anak
ke-3(tiga). Saya SD ( sekolah dasar) sampai SMP (sekolah menengah pertama) di
sebuah Desa di Jambi yang menjadi tempat kelahiran saya. Saat SD saya masih
ingat melakuakan pekerjaan dengan menjual kecambah pohon minces untuk mendapat
uang. Kecambah tersebut kami dapatkan di belakang rumah saya dan teman-teman
saya, karena dulunya bisa dibilang daerah saya masih hutan. Namun hal itu hanya
berlangsung kuang lebih 1 Tahun saat kelas satu SD.
Pengalaman saya yang
paling membuat saya kagum saat ini adalah pada masa SMP. Bisa dibilang masa SMP
saya tidak terlalu sibuk, sehingga bisa banyak mengerjakan hal lain, dan yang
paling sering adalah bermain. Pada masa SMP saya sangat sering bermain. Dari
bermain tersebut saya bertemu seorang bapak penjual ikan Cupang dan ikan Capi-capi
di desa saya. Saya pun membeli ikan tersebut dan memeliharanya di rumah. Saat
bermain pasti saya dan teman-teman saya selalu bermain atau mengunjungi ke
tempat bapak penjual ikan Cupang tersebut. Semakin sering saya bermain, banyak
sekali pelajaran yang saya dapat dari penjelasan bapak tersebut mengenai ikan
Cupang. Dan kebetulan bapaknya baik dan kenal sama kami, karena bapak tersebut
satu desa dengan kami. Saya dan teman-teman sayapun mengetahui banyak hal,
mulai
dari budidaya ikan tersebut, beternak hingga bertelur, makanan dan
sifat-sifat ikan tersebut dan lain sebagiannya. Banyak anak yang datang untuk
membeli ikan di rumah bapak tersebut, namun hanya saya dan teman sayalah yang
ingin melakukan budidaya ikan tersebut. Awalnya memang saya dan teman saya
hanya mencoba membudidayakan ikan tersebut. Dan ternyata budidaya yang kami
lakukan berhasil. Mulai saat itupun saya melakukan penjualan ikan Cupang.
Pembeli dari ikan-ikan yang saya budidaya adalah teman-teman sepermainan saya
dan teman sekolah. Saya disitu tidak tau yang namanya soal Bisnis atau apalah
namanya. Dan orang tua sayapun mendukung-mendukung saja. Saat itu saya menjual
ikan cupang tersebut 5000 per ekor (harga yang wajar jika di Desa saya,bahkan
murah). Dan untungnya lumayan. Disamping saya membudidaya ikan tersebut, saya
juga melakukan reseller. Seperti ini ceritanya, dari desa saya ke kota jambi
menempuh waktu selama 3-4 jam. Bisa dibilang keluarga saya ( orang tua saya)
hampir setiap 2 kali sebulan pergi ke
Kota Jambi untuk membayar segala bentuk bayaran/tagihan sebab di Desa kami
sangat susah layanannya. Nah, di situlah saya tidak sengaja melihat ada ikan
Cupang indah dan cantik sekali, ada yang berwarna merah, ungu, pink, biru dan
lain-lain. Di situ saya langsung membandingkan kenapa ikan yang saya
budidayakan warnanya hanya hijau dan biru kehitaman?. Akhirnya saya membeli
ikan Cupang yang berwarna-warni tersebut dengan harga Rp 10.000. Saat itu saya
hanya membeli sedikit, kalau tidak salah 3 ekor. Dan ternyata teman-teman saya
tertarik dengan ikan yang saya beli di Kota Jambi tersebut. Saya pun berpikir untuk
menjualnya, dan saya menjualnya dengan harga 2 kali lipat. Disitu saya terlalu
tergiur dengan untung yang besar, sehingga sayapun menjualnya menjadi Rp.
20.000 per ekor.
Semakin banyak respon
untuk membeli ikan yang saya beli di Kota Jambi, sayapun setiap ikut ke Kota
selalu membeli ikan Cupang Tersebut. Kalau tidak salah saya melakukan bisnis
tersebut sampai 5(lima) bulan saja karena konsumen (pembeli semakin menurun).
Ditambah lagi mulai malas untuk mengurus budidaya ikan tersebut dikarenakan
saat itu saya sudah kelas 3 SMP, dan mulai agak sibuk. Dalam bisnis pasti atau
tekadang ada yang namanya kerugian dan saat itu saya tidak merasakan yang
namanya kerugian, karena uang yang saya pakai (modal) berasal dari orang tua
saya. Pada saat itu pernah di tegur sama orang tua saya, katanya: modalnya kan
dari mama, kok kamu masukin semua ketabungan mu bersama modalnya juga? Disitu
saya langsung menanggapi, “ini nanti aku gunakan untuk beli baju dan alat-alat
keperluan sekolah ketika SMA mak”. Orang tua saya pun merelakannya. Saya pada
saat itu tidak terlalu bangga dengan pengalaman yang saya lakukan saat SMP
sebab bisnis tersebut mengalir sesuai kondisi dan situasi tanpa terencana dari
jauh-jauh hari. Dan setelah lulus SMP saya melanjutkan SMA(sekolah menengah atas)
di Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara. Hingga melanjut perkuliahan di
Surakarta tepatnya di Universitas Sebelas Maret.
Banyak hal yang saya
lalui dari pengalaman yang saya perbuat. Saya menjadi pribadi yang berani,
terutama pada aspek Traveling, sendiri pun saya berani karena sudah terbiasa.
No comments:
Post a Comment