Monday, July 3, 2017

Secuil Kisah ku di Iusmollo, NTT (2)

tadahhhhh ini lanjutan dari blog sebelumnya guys!!!


Mengajar di Sekolah juga salah satu program kami. Walau pun saya bukan  FKIP tapi tetap juga ikut mengajar yeah. Mengajar memang butuh kesabaran sekali. Pernah saya mengajar kelas 2 dan 3 SD Negeri Kolon  jangan kan membaca mengenal dan menulis huruf saja belum lancarrrrr! Tsadistttt... Saat itu “Yok kita sama-sama belajar bara huruf ya, ini apa? A ini? B ini? C...dst  (dalam hati ih udah lumayan mantap bahh!) “lanjut yaa” terus ketika di tanya secara acak “ini huruf apa? *nunjuk J,”????”. Hadehhhhh Sabarrrrr. “Ulang lagi ya ini apa? A ini? B ini? C...dst”  di tanya secara acak “ini huruf apa? *nunjuk H,”????”. Gitu aja terus sampai berbuih ini mulut. Haha Sabarrrrr. Mereka memang sangat-sangat butuh pengajar karena mereka sering sekali gurunya tidak masuk kelas dan kekurangan guru. Suatu ketika pulang sekolah minggu ada seorang bocah namanya Afred dia semangat sekali mau belajar bahasa inggris namun fasilitas disekolah tidak mendukung dan bukupun tidak ada. Kasihan sebenarnya disaat ada siswa yang semangat namun ya brgitulah....Dan ke
betulan kami membangun rumah baca beserta buku-buku di dalamnya, dan harapannya bisa menjadikan semangat adik-adik kami ini semakin meningkat.
Mayoritas di sana adalah beragama Kristen dan kami (mahasiswa non-islam) mengajarkan anak-anak sekolah minggu juga disetiap hari minggu. Sungguh pengalaman baru untuk kami biasa mengajarkan apa yang pernah kami dapat di tempat kami tinggal. Walaupun hanya 5 minggu kami mengajar disana sudah cukup untuk membangkitkan semangat mereka. Sedih ketika minggu terakhir kami mengajar dan memberikan pesan salam perpisahan untuk mereka. “rajin sekolah minggu ya adik-adik” “nanti kalau kaka nya su tidak ada lagi disini semangatnya jangan menurun” “makin rajin bantu orang tua” “rajin belajar dan sekolah” “ingat terus sama kaka kaka nya OK”.



Wahhh jadi teringat pas awal-awal tiba di Desa ini terasa ga betah dan pengen balik ke Solo, ketika sudah di akhir dan mulai merasakan kekeluargaan di desa ini rasanya pengen lebih lama lagi... Sedihnya luar biasa semuanya meteskan air mata mulai dari adik-adik, mama-mama, pemuda, dan bapak-bapak apa lagi anak-anak KKNnya. Big Thanks to my another family for the incredible experience. Au umnao isko adik, mama, bapak semuanyaaa....

No comments:

Post a Comment